Tanya Psikolog
Kembali Ke diskusi
1 week ago
Oleh : Anonim
Dijawab oleh:

CH. Widayanti, S.Psi., M.Si., M.Psi., Psikolog
09 Oct 2025Psikolog
Hai...
Yang kamu ceritakan ini sangat manusiawi dan banyak orang di usia awal 20-an juga merasakannya — masa ini memang sering disebut sebagai quarter life crisis. Tapi meski istilahnya umum, perasaan yang kamu alami itu sangat nyata dan berat bagi dirimu sendiri.
Kamu sedang berada di fase hidup yang penuh transisi — dari remaja menuju dewasa muda. Di fase ini, kita dituntut untuk membuat banyak keputusan besar (karier, cinta, jati diri, arah hidup), tapi kadang belum punya cukup pegangan atau pengalaman untuk merasa yakin. Wajar kalau muncul rasa bingung, takut gagal, dan khawatir mengecewakan orang lain.
Beberapa hal yang bisa kamu coba untuk sedikit menenangkan diri:
1. 🌱 Berhenti sejenak dari tekanan “harus tahu segalanya”
Kamu tidak harus sudah tahu semua jawabannya di usia 23. Hidup bukan lomba cepat-cepat tahu tujuan. Banyak orang baru menemukan arah hidupnya di usia 30-an, bahkan 40-an.
2. 💭 Kenali apa yang sebenarnya kamu rasakan dan butuhkan sekarang
Saat kamu menangis atau khawatir, coba tanyakan pada diri sendiri, “Bagian mana dari diriku yang sedang takut? Takut apa?”
Kadang jawaban kecil ini bisa membuka jalan untuk memahami diri.
3. ✍️ Tulis kekhawatiranmu satu per satu
Setelah itu, pisahkan mana yang bisa kamu kendalikan dan mana yang tidak. Fokuslah pada hal yang bisa kamu ubah perlahan, sekecil apa pun.
4. 🤍 Rawat diri dan beri ruang untuk lemah
Menangis bukan tanda gagal — itu tanda bahwa kamu manusia yang sedang berproses memahami hidupnya. Kamu berhak merasa lelah dan bingung.
5. 🌤️ Coba fokus pada langkah kecil, bukan hasil akhir
Misalnya, bukan “aku harus sukses tahun ini”, tapi “aku mau belajar satu hal baru bulan ini.” Langkah kecil yang konsisten justru membangun rasa percaya diri.
Kalimatmu “saya pengen bisa tenang” itu sangat penting — karena itu artinya kamu sudah tahu apa yang kamu cari, yaitu ketenangan. Dan perjalanan ke arah itu bisa dimulai dari mengenali diri dan mengizinkan diri untuk tidak sempurna.