Tanya Psikolog

Kembali Ke diskusi
Saya harus bagaimana?

3 weeks ago

Oleh : Anonim

Saya ibu rumah tangga usia 33 tahun dengan 2 anak laki-laki.. Anak pertama usia 8 tahun, anak kedua usia 3 tahun. Saya merasa sangat capek dengan semua, anak tidak mau sekolah, suami kurang support, suami lebih mementingkan ibu dan temannya. Saya tidak ada tempat untuk berkeluh kesah, ketika saya mencoba bercerita tentang kondisi anak, tentang keadaan saya, suami selalu bilang suruh mengadu sama Allah. Padahal saya cuma ingin dia mensupport saya. Anak yg pertama tidak mau sekolah, setiap pagi selalu murung kalau disuruh sekolah. Mau berangkat asal disekolah ditunggu. Rumah berantakan tidak ada yang bantu. Semua saya kerjakan sendiri. Saya capek, saya sampai merasa "menyesal" sudah menikah.
Dijawab oleh:

CH. Widayanti, S.Psi., M.Si., M.Psi., Psikolog

30 Sep 2025

Psikolog

Saya bisa merasakan betapa beratnya situasi yang sedang Ibu jalani sekarang. Ibu memegang banyak peran sekaligus, sebagai ibu, istri,juga pengurus rumah tangga, tanpa dukungan yang cukup. Wajar sekali kalau Ibu merasa lelah, frustrasi, bahkan sampai muncul perasaan menyesal. Itu bukan tanda bahwa Ibu ibu yang buruk, tapi tanda bahwa Ibu sangat kewalahan dan butuh ruang untuk bernafas.

Beberapa hal yang bisa Ibu coba agar beban terasa lebih ringan:

1. Sadari bahwa perasaan Ibu valid

Kelelahan emosional yang Ibu rasakan bukan salah Ibu. Mengurus dua anak, rumah, dan menghadapi kurangnya dukungan suami memang sangat berat. Mengakui rasa capek itu langkah pertama yang sehat.

2. Atur ulang ekspektasi rumah tangga

Tidak apa-apa kalau rumah tidak selalu rapi. Fokus pada hal yang paling penting dulu: makan anak-anak, kesehatan mereka, dan diri Ibu sendiri. Sisanya bisa menyusul. Memberi izin pada diri untuk “tidak sempurna” sangat membantu mengurangi stres.

3. Cari dukungan di luar suami

Kalau suami sulit diajak bicara, coba cari support system lain:

- Sahabat, tetangga, atau saudara yang bisa diajak cerita.

- Grup ibu-ibu sekolah/posyandu/online.

- Kadang sekadar didengar saja sudah membuat lega.

4. Bicara dengan suami dengan cara baru

Coba pilih waktu ketika dia sedang santai, bukan saat sedang emosi. Sampaikan begini:

 “Saya tahu kamu juga sibuk. Tapi saya benar-benar capek dan butuh dukunganmu. Saya tidak butuh solusi, hanya ingin kamu mendengarkan dan menguatkan saya.”

Kalimat ini lebih jelas dan sering membuat pasangan lebih peka.

5. Anak pertama yang tidak mau sekolah

Anak usia 8 tahun bisa menolak sekolah karena banyak faktor: takut, belum nyaman, atau butuh perhatian. Coba:

- Tanyakan pelan-pelan apa yang membuat dia enggan.

- Cari solusi bertahap: misalnya Ibu tunggu sebentar di sekolah, lalu pelan-pelan kurangi waktunya.

- Diskusikan dengan guru atau konselor sekolah.

6. Rawat diri Ibu sendiri. 

Walaupun sulit, sisihkan waktu beberapa menit setiap hari untuk diri Ibu. Bisa mandi lebih lama, dengar musik, dzikir, atau menulis perasaan. Ini bukan egois, ini perlu supaya energi pulih.

Ibu sedang berada di titik yang wajar bagi seorang ibu yang kelelahan. Ibu butuh dukungan emosional, bukan hanya nasihat “berdoa saja.” Berdoa tentu penting, tapi Ibu juga berhak untuk didengar dan dipahami.