Tanya Psikolog
Kembali Ke diskusi
Dijawab oleh:

CH. Widayanti, S.Psi., M.Si., M.Psi., Psikolog
25 Aug 2025Psikolog
Saya memahami perasaan yang sedang Anda alami. Dari yang Anda ceritakan, reaksi tubuh seperti gemetar, keringat dingin, bahkan muncul rasa takut dan marah ketika mendengar nama atau suara tertentu, menunjukkan adanya respon trauma yang masih sangat kuat. Itu bukan kelemahan atau “sifat bawaan”, melainkan bagian dari mekanisme tubuh yang sedang mengingat pengalaman sakit hati atau perlakuan tidak menyenangkan yang Anda alami bertahun-tahun.
Beberapa hal yang bisa mulai Anda lakukan:
1. Sadari bahwa reaksi tubuh ini wajar – tubuh Anda sedang berusaha melindungi diri dari ancaman yang dulu pernah menyakiti Anda. Jadi, bukan berarti Anda “aneh” atau “tidak normal”.
2. Latihan menenangkan tubuh – ketika reaksi itu muncul, coba tarik napas dalam perlahan, tahan sebentar, lalu keluarkan pelan. Ulangi beberapa kali sambil merasakan tubuh kembali rileks. Ini membantu memberi sinyal ke otak bahwa kondisi saat ini aman.
3. Menulis atau menyalurkan emosi – cobalah menuangkan rasa marah, sakit hati, atau takut lewat tulisan, gambar, atau kegiatan fisik yang aman (misalnya olahraga ringan). Dengan begitu emosi tidak hanya tersimpan di tubuh.
4. Mengganti pikiran otomatis – ketika muncul keyakinan seperti “saya ditakdirkan punya sifat seperti ini”, coba tantang dengan kalimat lain: “Saya sedang berproses pulih, reaksi ini bisa saya latih agar lebih terkendali.”
5. Dukungan profesional – jika keluhan semakin mengganggu aktivitas, saya sarankan untuk konsultasi langsung dengan psikolog atau psikiater. Dengan terapi, reaksi-reaksi tubuh itu bisa dilatih agar lebih tenang, dan luka emosional bisa diproses dengan lebih sehat.
Anda sudah mengambil langkah penting dengan berani menceritakan ini. Itu tanda bahwa Anda sungguh ingin sembuh dan punya harapan untuk pulih. Perubahan memang butuh waktu, tapi setiap langkah kecil yang Anda ambil akan membawa Anda lebih dekat pada rasa tenang yang Anda inginkan.